Jumat, 27 Agustus 2021

Belajar manajemen dapur di kelas ibu kreatif (part 1)



Berbicara mengenai dapur, pasti akan terpikir tentang proses memasak dan mengolah makanan. Selain itu juga akan terbayang alat masak dan semacamnya yang ada di dapur. Sebagai seorang ibu, dapur adalah tempat yang akrab, dalam satu hari berapa kali kita keluar masuk dapur? 2, 3,5 atau bahkan lebih dari 10 kali dalam satu hari. 

Iya memang seperti itulah seorang ibu. Bukan berarti tugasnya hanya di dapur tapi dapur merupakan tempat yang pasti akan akrab dengan seorang ibu.

Nah, karena saya adalah tipe orang yang kurang bagus dalam manajemen apalagi manajemen dapur, akhirnya saya memutuskan untuk ikut kelas cerdas manajemen dapur yang diadakan oleh kelas ibu kreatif. 

Saya dapat informasi ini di Instagram nya kelas_ibu kreatif.  Kelas ini diadakan dari tanggal  23 Agustus - 4 September, sekitar dua Minggu dan kelasnya melalui WhatsApp grup. 

Para peserta nantinya akan dimasukkan ke dalam WhatsApp grup setelah pendaftaran ditutup.

Materi kelas

Materi yang akan dibagikan di kelas ternyata banyak sekali, diantaranya:
  1. Budgeting uang makan keluarga
  2. Menyusun mealplan efektif dan aplikatif.
  3. Food preparation dengan dan tanpa kulkas.
  4. Food preparation MPASI.
  5. Tips masak mudah, cepat dan praktis.
  6. Membuat Frozen food sehat untuk stock lauk.
  7. Langkah cerdas agar dapur minim sampah ( mengolah sisa makanan dan memaksimalkan penggunaan bahan makanan).
  8. Kumpulan tips dan trik seputar dunia perdapuran yang harus diketahui oleh ibu rumah tangga.

Pemateri dalam kelas ini adalah seorang founder @foodpreparation yaitu mba Alun Rahmadani.

Dengan materi yang banyak sekali dan free tanya jawab dengan pemateri membuat para peserta sangat antusias. 
Karena memang manajemen dapur bukan hanya soal masak memasak tapi ada juga tentang bagaimana perencanaan keuangan dapur. 

Financial plan

Kelasnya masih berlangsung, tapi sudah ada materi mengenai perencanaan keuangan dalam keluarga.

Kelemahan saya dalam hal perencanaan keuangan adalah saya belum mampu memisahkan atau melakukan pos-pos keuangan. Jadi mengalir saja, dan ini yang kadang membuat saya bingung, kenapa sepertinya pengeluaran sangat banyak. Dan juga saya kurang dalam hal mencatat keluar masuknya uang. Padahal itu adalah salah satu tujuan dalam melakukan perencanaan keuangan.

Langkah memulai financial plan

Jadi apa saja yang harus dilakukan untuk memulai perencanaan keuangan atau financial plan? Diantaranya adalah:

1. Tentukan tujuan atau goal yang jelas.

Disini dijelaskan bahwa kita harus punya tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. 

Jangka pendek= rentang waktunya sekitar 1 bulan- 2 tahun. Misalnya beli kendaraan.
Jangka menengah= renatng waktunya 2-10 tahun. Misalnya membeli rumah.
Jangka panjang= rentang waktunya lebih dari 10 tahun. Misalnya naik haji, uang sekolah anak.

2. Tentukan pemasukan keseluruhan dan pengeluaran dalam satu bulan.

Seperti yang sudah saya jelaskan diatas kelemahan saya adalah dalam hal mencatat. Dan ternyata ini sangatlah penting. 

Menurut mba Alun, ada beberapa metode dalam merencanakan pengeluaran dalam satu bulan.

- metode Elizabeth Warren.

50% alokasi untuk kebutuhan harian (uang makan, listrik, belanja bulanan, kebutuhan anak, transpor t dll)
30% alokasi cicilan ( bayar rumah, pendidikan anak)
20% untuk tabungan.

- metode 60/20/20

60% aloksai biaya hidup.
20% alokasi tabungan dan investasi.
20% aloksai hiburan (makan diluar, Travelling, tagihan tv kabel dll)

- metode kakeoba Jepang.

Metode mengatur keuangan ala Jepang. Metode ini menekan kan pada jurnal pembukuan tentang keluar masuk nya uang. Dan metode ini cocok untuk pemasukkan berapapun.

3. Sisihkan uang yang ingin ditabung diawal bulan. 

Ini berhubungan dengan tabungan dan darurat.
  • Dana darurat : tabungan diawal kita prioritaskan untuk dana darurat sekitar 6x pengeluaran bulanan.
  • Tabungan: setelah dana darurat terkumpul kita fokuskan menyisihkan uang untuk tabungan dan investasi

4. Buat pos pengeluaran beserta budget masing-masing pos. 

Membuat pos - pos keuangan ini memang susah-susah gampang. Gampangnya tinggal dipisahkan uangnya untuk pos tertentu tapi susahnya kalau sudah ada keperluan lain yang diluar pos itu.
Oleh karena itu memang harus dilakukan dari awal, sehingga menjadi terencana dan juga agar lebih mudah untuk mengontrol keluar masuknya uang.

Penutup

Memang kalau belajar mengenai perencanaan keuangan sangatlah detail dan terperinci. Ini bertujuan agar tidak terjadi " besar pasak daripada tiang" lebih banyak pengeluaran daripada pemasukan. 

Sayapun masih belajar. Sangat jauh, dilihat sih sederhana tapi praktek nya sangatlah sulit.

Materi yang akan disajikan masih banyak. Nanti saya akan share tulisan mengenai kelas ini. 

Saya berharap dengan ikut kelas ini maka akan membuat saya cerdas dalam manajemen dapur.

Alhamdulillah
-wie-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita Idul Adha 1443H Bismillah Halo apa kabar sahabat semua? Semoga sahabat senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan oleh Allah SWT. ...