Selasa, 30 Maret 2021

Namanya hessa

Selasa, 30 Maret 2021

Bismillah


Dia anak yang aktif,,anak yang pintar, dan tentu saja bertanggung jawab. Namanya hessa ...Setelah kedua kakaknya di pesantren, kami hanya bertiga di rumah, saya, suami dan hessa. Setiap hari kami bertiga dan biasa nya kalau hessa sekolah kami dirumah hanya berdua. Sampai suatu ketika hessa ingin punya adik, mungkin dia gak ada teman di rumah untuk diajak bermain. Saya bilang kalau mau adik mintanya sama Allah, kalau Allah izinkan insya allah hessa bisa punya adik. Hampir setiap hari saat dia memeluk saya dan mengelus perut saya yang besar, tp bukan karena hamil tapi gendut..he he..Dia suka bilang,,,ade ade...ya allah eca,,meni pengennya punya adik. Tapi saya suka bilang sama hessa, nanti kalau punya adik hessa harus jagain dan sayang sama ade,,,iya, jawabnya.

Alhamdulillah pada akhir tahun 2019, pas hessa umur 9 tahun, doa hessa pun terkabulkan,,,saya pun hamil, kaget campur bahagia, dan saya langsung berpikir bahwa ini adalah doa hessa dan anak-anak yang ingin punya adik.

Saat tahu bahwa saya hamil dan benar kalau di perut saya sudah ada adenya, dia sangat senang, hampir setiap hari dia mengelus perut saya dan kadang mengajak bicara ade yang ada didalam perut.

Usia yang cukup jauh antara hessa sama adiknya, sekitar 9 tahun, yang saya pikir dan kami kiranya hessa akan menjadi anak bungsu kami, tidak pernah punya impian akan kehadiran anak kembali, apalagi di usia saya yang sudah tidak muda lagi, kalau istilah medisnya sudah hamil resiko tinggi. Tapi dengan kebahagiaan anak-anak dan juga suami saat tahu akan kehadiran anggota baru di keluarga kami,,membuat saya yakin saya akan melewati kehamilan ini dengan baik dan lancar.

Setelah lahirnya adik bayi, alhamdulillah kebahagiaan hadir di keluarga kami, walaupun kami sempat dibuat cemas karena adik bayi harus selama 20 hari menginap dulu di NICU karena mengidap pneumothorax, tapi kami selalu berdoa dan yakin kepada Allah bahwa adik bayi akan segera sembuh dan berkumpul dengan kami di rumah.

Sekarang hessa sudah 10 tahun , dimana di tahun tersebut masuk ke fase kedua dalam pendidikan dalam islam. Di usia ini anak dituntut untuk disiplin dan bertanggung jawab. Saya sudah bilang ke hessa kalau sekarang hessa sudah harus bisa melakukan apapun sendiri dan apabila dia melakukan sesuatu harus bertanggung jawab akan perbuatannya. 

Apalagi urusan sholat,,,saya tegas mengatakan bahwa urusan sholat hessa harus sudah bisa sendiri, tidak disuruh-suruh lagi dna apabila tidak sholat nanti umi pukul. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw. 

Dari Abdullah bin Amr Radhiyallahuanhu, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur tujuh tahun dan pukullah mereka ketika berusia sepuluh tahun (jika mereka meninggalkan shalat). Dan pisahkanlah tempat tidur mereka (antara anak laki-laki dan anak perempuan)” (HR. Abu Dawud).

Tapi saya artikan pukulan itu bukan berarti menyiksa anak, tapi hanya lebih mengingatkan dengan tegas dan lebih menekankan tentang hak dan kewajiban juga. Sekarang ini dia sedang berlatih shaum sunnah, sebagai ajang latihan nanti shaum di bulan Ramadhan. 

Alhamdulillah hessa anak yang sudah mengerti akan hak dan kewajibannya, tapi ya namanya anak-anak, pasti harus selalu diingatkan dan kita pun sebagai orang tua tidak boleh lelah untuk terus mengingatkannya.

Semoga hessa terus istiqamah dalam ibadahnya dan semakin sayang sama adiknya.

Alhamdulillah

-Dewi-


Minggu, 28 Maret 2021

Keinginan atau kebutuhan??

Minggu, 28 Maret 2021

Bismillah

Kebutuhan atau keinginan ???



Kebutuhan menurut wikipedia adalah segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya secara alamiah melalui pencapaian kesejahteraan.

Sedangkan keinginan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah barang apa yang diingini (diinginkan). Arti lainnya dari keinginan adalah perihal ingin.


Berdasarkan pengertian diatas sudah jelas keduanya berbeda. Seperti dua sisi mata uang. Dilema…

Sebagai ibu rumah tangga yang bertugas menjadi manajer keuangan, yaitu mengelola keuangan keluarga sangat dilema apabila dihadapkan dengan kebutuhan atau keinginan.

Makanya kita harus pintar-pintar dalam membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan. Tapi kadang itu sulit...apalagi kalau sudah datang Sale dan diskon akhir bulan, langsung deh cek cek barang. Mungkin itu naluri seorang perempuan, ingin barang bagus tapi sale.. he he.


Apalagi sekarang di masa pandemi ini, semuanya serba dimudahkan,,kita tinggal cek marketplace, sudah terpampang barang-barang yang kita butuhkan atau inginkan. Menggoda sekali, apalagi kalau punya m banking, tinggal transfer-transfer aja.


Tapi itu yang tidak boleh dilakukan. Kita harus bisa membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan. Sebagai contoh, kita sepertinya perlu beli panci, pergilah kita ke toko atau ke marketplace, langsung cari panci. Langsung deh banyak berbagai panci dari merk yang berbeda-beda dan yang tak kalah penting,,harganya lagi diskon, wah ibu mana yang tidak tergiur. Saat kita melihat-lihat produk itu dan terbersit nih dalam pikiran, " saya butuh panci lagi buat bikin bubur, tapi di rumah udah banyak panci, bisa gak ya panci di rumah dipake buat bikin bubur?" Nah ini pergulatan antara kebutuhan dan keinginan, beda-beda tipis,,,akhirnya dengan kesadaran diri gak jadi beli pancinya, panci yang dirumah dipake aja.


Sebegitu pentingnya kita menyadari kepentingan akan kebutuhan atau keinginan, jangan sampai barang yang kita beli ternyata tidak kita butuhkan dan akhirnya disimpan dan tidak terpakai, sayang sekali.


Kontrolnya ada pada diri kita sendiri, karena siapa lagi yang mengerti akan kebutuhan rumah tangga atau bahkan kebutuhan kita sendiri kalau bukan dari diri kita. Mungkin untuk itu kita bisa minta bantuan kepada pasangan kita atau kepada anak-anak kita, mereka yang akan memberi masukan, dan itu akan membuat kita sedikit lega karena ada seperti rem darurat kalau kita sebagai ibu sudah terburu nafsu untuk membeli sesuatu.


Tapi bagaimana kalau keinginan kit itu sangat berarti buat kita dan anak-anak? Berarti keinginan itu menjadi sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi. Jadi memang intinya adalah kita harus mengetahui apa yang kita butuhkan dan apa yang kita inginkan.

Jadi, menjadi ibu pintar itu penting,,,harus banyak belajar dimanapun dan kapanpun.

Alhamdulillah

-dewi-











Kamis, 25 Maret 2021

Tiga kata ajaib...

 

  • Maaf, tolong dan terima kasih….


Kamis, 25 Maret 2021


Bismillah




Tiga kata ajaib ini lah yang menjadi berkah pandemi selanjutnya bagi kami sekeluarga.

Dengan adanya pandemi ini maka kami selalu berada di rumah. Aktivitas kami yang setiap hari sama dan mungkin membuat kami jenuh, khususnya anak-anak. Mereka terbiasa melakukan sesuatu aktivitas di luar rumah, tapi saat ini mereka dipaksa untuk diam dirumah dan belajar di rumah bahkan bermain pun dirumah.


Emosi mereka satu sama lain selalu berubah, kadang mereka selalu baik satu sama lain tapi kadang-kadang mereka berbeda pendapat dan kadang juga bisa berdebat. Hal inilah yang membuat kami, sebagai orang tua punya kewajiban untuk menstabilkan emosi mereka selama di rumah.

Bagaimana caranya? Tentu saja kami sebagai orang tuanya harus stabil emosi nya juga karena anak-anak akan happy kalau orang tuanya juga happy.

Kami memulai untuk menerapkan tiga kata ajaib itu dirumah.

Maaf, tolong dan terima kasih 


Maaf...kata itu selalu kami tekankan kepada anak-anak jika mereka berbuat salah. Begitupun kami, apabila kami salah, kami pun meminta maaf kepada mereka, tidak egois, sebagai contoh juga bahwa kami pun melakukannya.

Jadi, sudah menjadi kebiasaan di rumah, apabila ada yang salah mereka harus meminta maaf dan apabila mereka lupa, kami pun selalu mengingatkan mereka dan alhamdulillah mereka jadi terbiasa.

Misalkan ada salah satu yang tidak sengaja menyenggol gelas dan airnya tumpah, maka yang menyenggolnya langsung meminta maaf dan dia harus membersihkan air yang tumpah itu, dan itu yang sudah menjadi kebiasaan di rumah,,sekalian mendidik mereka untuk bertanggung jawab.


Tolong….kata ini lah yang sering sekali kami ucapkan. Kenapa? Karena di rumah kami butuh bantuan satu sama lain dan kata inilah yang mereka katakan bila mereka butuh orang lain. Saya selalu menekankan kalau mereka mau minta bantuan maka mereka harus memakai kata tolong. Kalau tidak memakai kata itu maka tidak boleh dibantu dan karena itulah kami jadi terbiasa mengucapkan kata itu kalau kita butuh bantuan orang lain. Adik ke kakak, begitupun sebaliknya, kakak ke adik, sama saja bahkan kami pun orang tuanya selalu memakai kata ini kalau kami butuh bantuan mereka. 


Terimakasih...kata terakhir yang kami selalu ucapkan dirumah selama pandemi ini adalah terimakasih. "Setelah di tolong jangan lupa untuk berterima kasih ya", ucap saya kepada mereka,,walaupun itu kepada adik sendiri. Karena dengan kata ini maka akan selalu menyejukkan hati mereka, dan mereka akan merasa dihargai. Begitu juga dengan kami orang tuanya, terima kasih adalah kata wajib yang saya dan suami katakan kepada mereka ketika mereka sudah melakukan apa yang kami perintahkan atau kami suruh.


Dengan tiga kata ajaib tersebut, kami selalu merasa dihargai dan itu membuat anak-anak menjadi percaya diri. 

Saling menghargai, saling membantu adalah hal yang harus dilakukan oleh setiap keluarga, khususnya anak-anak, karena mereka harus selalu akur, agar kenyamanan di rumah akan terwujud dan tentunya akan berkah.


Alhamdulillah

-dewi-


Rabu, 17 Maret 2021

Kebaikan

 


Kamis, 18 Maret 2021 


KEBAIKAN





Saat itu rasa lelah menyelimuti diri karena seharian penuh membereskan acara seminar. Dari pagi hari sampai sore hari waktuku fokus pada acara seminar itu. Sampai aku lupa waktu, bahkan untuk menelepon ke rumah bertanya tentang kabar anak-anak pun tidak sempat. 


Sore hari setelah acara selesai aku langsung pulang dan bertemu dengan anak-anak, dan capekku hilang seketika saat melihat mereka. 

Tapi entah kenapa kepala ku saat itu sakit sekali, tidak bisa tidur… sesekali melihat jam dinding, rasanya lambat sekali bergerak. 


Malam itu suami ku tidak ada dirumah, sedang ada acara di luar kota, jadi aku bersama anak-anak yang tengah terlelap tidur. 

Walaupun kepalaku sakit, aku sempat untuk membuka wa panitia acara tadi siang, dan memberikan selamat karena acaranya sukses, dan kami pun bersuka ria di wa grup. 

Tapi saat itu masuk pesan dari grup keluarga,,, dan pesan yang masuk mengabarkan bahwa mamah tidak sadarkan diri. 

Kalut,,, gelisah,,, bingung,, campur aduk rasanya saat itu, dengan posisi malam hari dan suami tidak ada, sedangkan anak-anak sedang terlelap tidur. 

Bapak, saat itu menyuruh kami untuk segera ke rumah,,, tapi apa yang aku lakukan adalah menunggu suami pulang. 


Entah apa yg ada didalam pikiranku saat itu,,, aku hanya terdiam dengan hp di tanganku mengabarkan kepada suami berita itu dengan kondisi kepalaku yang sangat sakit… saat itu aku tidak bisa berpikir panjang dan saat itu pula aku tidak berpikir bahwa itu adalah hari terakhir aku bertemu mamah. 

Saat suami sudah pulang aku pun segera ke rumah dengan diantar saudara...dan sesampainya di sana sudah banyak orang yang berkumpul di rumahku, dan saat itu firasatku tidak enak,,, saat aku masuk dan mamah sudah dikelilingi oleh bapak serta kakak-kakakku di tempat tidurnya dan saat itu mamah sudah tidak ada… 


Aku pun tersungkur di tempat tidurnya, aku menangis sejadi-jadinya,,,, menyesal, menyesal dan menyesal…aku pun bilang,,, maafkan dewi mah, maafkan karena tidak segera datang saat bapak menyuruh datang ke rumah,, maafkan karena sudah egois… 


Saat itu pula aku merasa terpuruk, menyesali apa yang terjadi. Banyak sekali pernyataan "kalaupun" hinggap di otak ini... Tapi itu tidak bisa merubah segalanya. 


Saat itu pula kehidupan ku berubah. Tidak akan ada lagi yang namanya menunda kebaikan karena 

kebaikan yang ditunda akan membuat penyesalan yang sangat menyakitkan. 


Sebagai seorang muslim berbuat baik, utamanya kepada orang tua haruslah diutamakan, walaupun hanya sebatas memberi kabar lewat telepon. 

Kebaikan kecil bisa membuat perubahan yang besar dari diri seorang muslim, apalagi dilakukan kepada keluarga sendiri. 


Kebaikan… Amalan yang sangat sederhana tapi kadang sulit dilakukan...


Siapa yang tidak ingin berbuat baik? Pasti semua orang ingin selalu berbuat baik, bahkan wajib hukumnya melakukan kebaikan dimanapun kita berada dan kepada siapapun.


: وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ …… 


dan berbuat baiklah, karena

sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. [al-Baqarah/2:195].


Sudah jelas dalil diatas mengenai melakukan kebaikan, karena Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.


Tapi adakalanya karena sesuatu hal kita selalu menunda kebaikan itu. Padahal dengan menunda kebaikan maka akan terjadi penyesalan.


Melakukan kebaikan adalah suatu pondasi dasar bagi kita seorang muslim untuk mendapatkan kebahagiaan yang hakiki dan memberikan manfaat bagi orang lain, bahkan kebaikan yang dilakukan oleh kita akan kembali kepada diri kita, kebaikan dibalas kebaikan. Contoh yang kecil adalah dengan saling mendo'akan yang baik-baik,, saling memberikan salam, itu hal yang sangat sederhana tapi sarat dengan kebaikan dan nilai moral yang tinggi.


Amalan kebaikan inilah nanti akan dibalas oleh Allah SWT dengan pahala yang besar.


"Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya," [al-zalzalah: 7]


Jadi, teruslah berbuat baik, gunakan kesempatan waktu yang Allah berikan untuk selalu menebar kebaikan, jangan pernah ragu,,,


-wallahu 'alam-


#ihsansetiadilatieffamily




Jumat, 12 Maret 2021

Merutinkan membaca Al-Qur'an

 Jum'at, 12 Maret 2021

Bismillah


      Sebagai seorang muslim membaca Al-Qur'an adalah suatu kewajiban, karena Al-Qur'an adalah kitab suci umat islam yang wajib diimani dan sebagai penganutnya wajib membacanya. Keutamaan membaca Al-Qur'an disebutkan oleh Rasululullah dalam haditsnya : " Rasulullah saw bersabda; "sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur'an" (HR.al-baihaqi), hadits yang lain yang mengenai keutamaan membaca Al-Qur'an adalah hadits riwayat Abdullah Ibnu Mas'ud yang menyatakan , setiap huruf yang dibaca akan diberi balasn satu kebaikan. Setiap kebaikan dilipatkan menjadi sepuluh, sebagaimana berikut : 

   ن عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ   

Artinya: Kata ‘Abdullah ibn Mas‘ud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa saja membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an), maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan kepada sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lâm mîm satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lâm satu huruf, dan mîm satu huruf,” (HR. At-Tirmidzi).


    Dari dalil tersebut sudah jelas bahwa membaca Al-Qur'an sangatlah banyak pahalanya, bahkan apabila kita terbata - bata membacanya juga tetap akan mendapatkan pahala. Jadi walaupun kita belum mahir membacanya atau bahkan baru mulai membacanya, jangan berputus asa, karena ada banyak pahala di dalam melakukannya. Ini tercantum dalam hadits rasulullah, dari Aisyah ra, rasulullah saw bersabda, " Orang yang ahli dalam Al-Qur'an, akan bersama para malaikat pencatat yang mulia lagi benar. Dan orang-orang yang terbata-bata membaca al-qur'an serta bersusah payah (mempelajarinya), maka baginya pahala dua kali." (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud).


    Salah satu resolusi saya di tahun 2021 ini adalah saya harus merutinkan membaca Al-Qur'an, mudah-mudahan bisa khatam beberapa kali dalam satu bulan. Tapi , mungkin itu tidak akan tercapai kalau tidak ada tekad dalam hati kita.
    Sangat banyak sekali gangguan yang akan terjadi saat kita ingin konsisten merutinkan membaca Al-Qur'an, mulai dari pekerjaan kita baik itu di ranah domestik atau di ranah publik, kalau hati kita tidak ada kemauan yang kuat maka rutin membaca al-qur'an pasti akan sulit. Tapi sejatinya sebagai seorang muslim walaupun banyak sekali gangguan maka kita harus menyempatkan membaca al-qur'an. Seharusnya sih jangan sisa waktu kita, tapi kita harus menjadikan membaca al-qur'an adalah waktu terbaik kita, kapanpun.
 
    Sebagai langkah awal komitmen saya untuk terus merutinkan membaca Al-qur'an adalah saya membiasakan bersama keluarga membaca al-qur'an setiap habis sholat maghrib. Itu saya lakukan agar ada kebaikan yang terus dilakukan atau ada kegitaan rutin yang dilakukan oleh keluarga setiap harinya dan itu membaca al-qur'an, alhamdulillah kami selalu melakukannya. Walaupun kadang pernah satu hari kami tidak membaca nya, tapi kami ganti dilain waktu atau pas keesokan harinya kami tambah halaman untuk membacanya.
    Kemudian saya belum lama ini bergabung dengan komunitas ODOJ (One Day One Juz). Komunitas yang merutinkan membaca al-qur'an satu juz setiap hari. Sebenarnya dari awal tahun kemarin saya sempat bilang kepada suami bahwa saya ingin bergabung dengan ODOJ, suami pun mengizinkan, tapi entah kenapa saya tidak menemukan komuintas yang cocok. Tapi qadarullah ada temen pengajian online saya membuat status bahwa ada 3 slot untuk peserta ODOJ, dan tanpa berpikir panjang saya langsung japri beliau dan alhamdulillah saya bisa masuk. Ikhtiar untuk merutinkan membaca al-qur;an harus terus dilakukan, karena dengan membaca al-qur'an maka akan banyak sekali keutamaannya dan banyak sekali hikmahnya.
    Al-qur'an adalah pedoman kita sebagai seorang muslim, jadi seleain membacanya kita pun harus menghafal dan mengamalkannya. Dan itu adalah salah satu tantangan lain bagi saya. Nanti saya cerita bagaimana saya melakukan hafalan dan bergabung juga dengan komunitas para penghafal Al-qur'an.
    
    Intinya adalah dengan membaca dan mengamalkan Al-Qur'an bukan saja kita dapat pahalanya tapi kita akan mendapatkan keutamaan dari membacanya dan mudah-mudahan al-qur'an bisa menjadi syafa'at bagi kita di akhirat kelak. AAmiin.
Alhamdulillah
-dewi-

Senin, 08 Maret 2021

Mendidik remaja dengan baik

 Senin, 8 Maret 2021

Bismillah 

Menjadi seorang ibu rumah tangga merupakan pekerjaan yang mulia,,,, semua perempuan pasti akan mengalami menjadi seorang ibu rumah tangga walaupun dia sebagai wanita karir yang bekerja di ranah publik.  Tinggal mereka mengatur waktunya agar perannya sebagai ibu rumah tangga tidak terabaikan. 

Saya seorang ibu dari 4 orang anak.  Tiga anak perempuan dan satu anak laki-laki. Usia anak pertama dan kedua berdekatan, beda 17 bulan dan mereka sudah beranjak remaja. 

Kedua anak saya yang sudah beranjak remaja, sangat membuat saya harus belajar bagaimana mendidik anak remaja  dan ini menjadi tantangan buat kami, saya dan suami, dalam mendidik mereka,  atau fase aqil baligh. Apabila salah mendidik dan mengatur nya, pasti akan salah dalam sifat dan sikap mereka. Kami kadang suka berbeda cara mendidiknya, saya yang terbilang tegas tapi  juga bisa lembut sedangkan suami yang kadang juga tegas dan keras. Walaupun pada akhirnya kami selalu bersama-sama mendidik mereka agar mereka tidak salah jalan atau salah pergaulan. 

Anak saya yang pertama  pernah mengalami perasaan galau.. Berubah ubah sikap dan keputusan atau bahkan suka mengambil keputusan yang tiba-tiba dan itu membuat saya selalu bingung, sebenarnya apa yang dia inginkan. Bahkan dia sempat nangis saat dia ada kemauan tapi dengan segala pertimbangan kami tidak mengabulkannya atau ketika dia melakukan perubahan keputusan, asalnya A bisa berubah menjadi B, yang membuat kami kebingungan. Ini yang saya alami saat ini, adakalanya saya tidak mau menyakiti hati dia atau membuat dia terluka tapi saya juga harus mendidik dia bahwa tidak semua keinginan dia harus dikabulkan atau diikuti. Dari pengalaman itulah  dia sekarang menjadi lebih bijaksana, dan lebih bisa berpikir baik dan benar dan tentu saja lebih tenang dalam mengambil keputusan. Itu yang membuat saya lebih tenang, karena dia sudah memulai menemukan jati dirinya, tinggal saya memantaunya agar dia tidak melenceng 😊

Anak remaja memang sifatnya labil, punya perasaan yang masih labil, ya itu tadi kadang keputusannya A, tapi bisa berubah jadi B, dan kadang membuat sebagian orang tua menjadi pusing dalam menghadapinya. Makanya orang tua haruslah terus belajar dalam cara mendidik anak, sehingga saat anak-anak kita beranjak remaja maka kita sudah tahu ilmunya.

Ada beberapa cara untuk mendidik remaja, dikutip halaman https://hellosehat.com/parenting/remaja/cara-mendidik-anak-remaja/#gref, yaitu:

1. Menjadi pendengar yang baik

Orang tua yang baik adalah pendengar yang baik. Apalagi punya anak remaja,  mendengarkan cerita mereka kita harus siap dan jangan menyela apa yang mereka ceritakan. Yang harus diwaspadai adalah mereka cerita kepada orang lain atau kepada temannya, bisa jadi akan berdampak negatif kepada anak-anak kita atau bahkan mereka lebih nyaman dengan temannya karena temannya selalu mendengar apa yang anak kita ceritakan. Jadi sebagai orang tua kita harus belajar untuk menjadi pendengar yang baik.

2. Hormati privasi anak

Ini pun sangat penting. Seorang remaja sangatlah sensitif dengan hal ini, mereka sudah banyak privasinya bahkan mereka tidak mau diganggu,  termasuk oleh kita sebagai orang tuanya dan kita harus menghormati itu.

3. Sepakati aturan-aturan penting

Berbicara tentang kesepakatan aturan dengan anak remaja sangatlah penting. Karena seorang remaja kadang ingin melakukan hal-hal yang sesuai keinginannya dan hal ini akan berdampak negatif kalau nantinya kebablasan. Jadi membuat aturan sangatlah penting.

4.Jadi teladan yang baik.

Remaja adalah fase dimana dia sedang mencari jati diri dan mencari teladan dalam hidupnya. Banyak sekarang para remaja yang mengidolakan artis-artis baik itu dari dalam negri atau luar negri dan mereka mengikuti gaya hidup mereka, kalau positif sih tidak apa-apa, tapi kalau ternyata negatif bisa berbahaya bagi dirinya. Sebagai orang tua kita harus menjadi teladan yang baik buat mereka sehingga mereka tidak mencari idola atau teladan diluar.

5. Berikan motivasi untuk cita-citanya

Anak saya yang pertama mempunyai cita-cita ingin kuliah di luar negri. Kami pun mengapresiasi cita-citanya, memberikan motivasi kepada dia, bahkan kami mencari referensi universitas yang bagus diluar negri dengan begitu dia menjadi semangat dalam mencapai cita-citanya.

6. Berikan informasi dalam bergaul

Informasi bisa didapat dari mana saja, bahkan sekarang di media sosial pun informasi sangatlah bebas, informasi yang salah bisa membuat mereka menjadi salah dalam bergaul dan kita sebagai orang tua sangatlah penting untuk memberikan informasi kepada mereka tentang cara bergaul yang baik, mana yang harus diikuti dan mana yang harus ditinggalkan, sehingga mereka akan lebih waspada dalam bergaul dengan lingkungannya.

7. Sampaikan cara mengelola stress

Remaja pun bisa stress, bahkan rentan untuk stress, misalnya dalam menghadapi sekolah, berteman bahkan lingkungannya, akan membuat mereka lebih stress. Sebagai orang tua kita sebaiknya berbicara kepada mereka bagaimana mengelola stress dengan baik sehingga mereka tidak meluapkan stress nya ke hal-hal yang negatif. 

Menjadi orang tua yang punya anak remaja kita harus lebih banyak belajar, apalagi sekarang zaman nya sudah sangat bebas, baik itu di media atau pun pergaulan, sehingga kita harus membekali mereka dengan hal-hal yang baik dan positif, dan yang paling penting adalah membekali mereka dengan iman dan takwa sehingga mereka tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif atau terseret ke dalam pergaulan yang tidak baik.

Karena pondasi kuat dalam kehidupan adalah keluarga. 

Keluarga yang dekat kepada Allah dan RasulNya, saling menasehati, saling menghormati dan saling menjaga.

Alhamdulillah

-dewi-

Selasa, 02 Maret 2021

Tantangan memasak...harus terus mencoba!!

 Selasa, 2 Maret 2021

Bismillah

    Hal yang menantang dalam hidup saya adalah salah satunya memasak. Koq memasak? iya, walaupun saya seorang perempuan dan seorang ibu, saya tidak pandai memasak. Tidak seperti ibu saya (almarhum) yang pandai memasak, semua masakannya enak-enak, dan bakat itu ternyata tidak menurun kepada saya, tapi kakak-kakak saya ada yang pandai memasak seperti ibu. 

    Jadi, saya bisa bilang bahwa memasak adaldah hal yang paling menantang dalam hidup saya. Saya ingat dulu pernah dikatain, saya gak bisa masak, kalau mau makan suka dimasakkin atau beli makanan yang sudah jadi, sakit hati dong saya, tapi saya soh gak ambil pusing karena suami saya tidak mempersoalkan itu. Suami saya tipe orangnya santai, yang penting dia bisa makan, mau makanan dimasak sendiri, beli yang sudah jadi, gak jadi masalah, malahan dia pernah bilang, udah hari ini gak usah masak, kita beli aja,,,wah seneng nya hati ini.

Tapi, tapi, saya gak boleh begini terus, saya harus mengupdate kemampuan saya di bidang memasak. Caranya saya suka baca-baca resep masakan, bisa baca di buku, google atau bisa nonton di youtube. Kenapa saya harus bisa memasak atau setidaknya saya memasak makanan buat anggota keluarga? supaya ada kesan untuk suami dan anak-anak bahwa mereka makan masakan uminya dan juga memberikan contoh kepada anak-anak bahwa uminya bisa memasak dan mereka bisa membantu saya apabila memasak. Saya juga pernah masuk ke rumah belajar memasak di Ibu Profesional, tapi tidak lanjut, karena ya waktu itu saya masih malas,,,😁 

    Sekarang memang zaman sudah praktis dan instan, semua makanan bisa didapat dimana saja, bisa pergi ke warung nasi atau bisa pencet aplikasi antar makanan di hp, canggih...dan itu pun sangat membantu saya, sebagai ibu yang masih terus belajar memasak kadang suka aja yang tidak sesuai ekspektasi atau bahkan bingung mau masak apa hari ini, nah kalau sudah seperti jurus ampuhnya ya pesan makanan, dan semuanya bisa menerima yang terpenting mereka makan hari ini.

    Memasak bukan hanya memasukkan semua bahan kedalam panci atau wajan atau bahkan hanya menggoreng di minyak yang panas tapi semua itu ada ilmunya,,,bagaimana menakar air untuk buat sayur atau menakar bumbu-bumbunya dan kadang itu yang membuat saya bingung. Misalkan mau masak sayur asem, bahan yang harus dipersiapkan banyak, harus memotong bahannya, bumbu yang dipakai apa aja, cara masaknya bagaimana, dan itu tidak gampang buat saya,,ya kalau yang sudah ahli masak pasti gak jadi masalah, tapi buat saya itu tantangan. 

Contoh saya mau membuat soto ayam. Bahannya apa aja, cara memasaknya bagaimana, menakar bumbunya juga dan sebagainya,,,nah itu saya suka buka youtube buat melihat caranya, karena yang menjadi tantangan juga buat saya, saya tidak pernah hafal resep masakan, walaupun itu dibuat berulang kali, pasti saya harus melihat cara membuatnya lagi...duh memang pelupa saya 😌 apalagi kalau saya harus masak buat orang yang banyak, duh itu saya nyerah deh,,ya walaupun buat banyak, tidak lebih dari 10 orang, tapi saya ingin mencobanya sih, masak buat orang banyak, ya minimal buat 50 orang dan itu yang sedang saya tantang ke diri saya sendiri, semoga bisa😊

    Tapi jujur selama pandemi ini saya sangat terbantu oleh anak-anak saya. Karena mereka ada di rumah, kadang saya suka berdiskusi dengan mereka makanan apa yang akan kita masak hari ini dan alhamdulillah mereka selalu membantu saya dalam memasak, jadi kita belajar sama-sama.

    Jadi memasak adalah hal yang paling menantang dalam hidup saya dan saya berusaha untuk menaklukkan tantangan itu dengan banyak belajar dimana saja dan dengan siapa saja dan yang paling penting mau melakukannya, tidak malas mengerjakannya dan tidak menyerah karena gak bisa.

Alhamdulillah

-dewi-

Senin, 01 Maret 2021

Bagde pertama, alhamdulillah...

 Senin, 1 Maret 2021

Bismillah

    Di awal bulan ini saya mendapatkan kebahagiaan. apa itu? karena akhirnya saya bisa mendapatkan badge saya yang pertama di komunitas menulis Ibu Profesional yaitu KLIP (Kelas Literasi Ibu Profesional). Sebenarnya bukan itu saja sih yang membuat saya bahagia, tapi lebih bahagia  karena apresiasi ke diri sendiri bahwa alhamdulillah saya bisa menulis lebih dari 10 tulisan dalam satu bulan. dan dengan jumlah kata yang kurang lebih 5000 kata. Itu pencapaian yang bagus  buat saya yang baru mulai menulis lagi. Awalnya ragu karena harus menulis minimal 300 kata dan saat itu bagi saya banyak sekali dan tidak mungkin, tapi setelah memulainya ternyata saya bisa menulis lebih dari 300 kata, alhamdulillah.

    Kalau saya lihat di postingan blog, terakhir saya menulis yaitu di tahun 2018 dan itu juga menulis karena tugas di kelas Bunda Sayang dalam perkuliahan  Ibu Profesional. kalau tidak ada tugas itu, mungkin saya juga jarang menulis, tapi karena adanya tugas itu saya jadi terbiasa menulis lagi dan tentu saja di posting di blog saya atau saya sekarang menulisnya di google dokumen juga. 

    Membuat komitmen dalam menulis memang sulit, biasanya semangat diawal tapi jadi kendor di pertengahan dan akhirnya sampai akhir bulan tidak ada tulisan. Memang dari awal saya bergabung kembali di KLIP karena saya ingin membuat komitmen dan menantang diri saya sendiri  bahwa saya harus mulai menulis lagi. Banyak peristiwa dan cerita yang harus saya ikat dengan tulisan agar nanti bisa saya baca kembail atau mungkin nanti anak-anak yang akan membaca tulisan saya dan membuat mereka terinspirasi. Seperti kata penulis terkenal Indonesia, dia menulis bukan hanya untuk dirinya tapi untuk anak-anaknya dan menurut Tere Liye juga "Tanpa penulis, peradaban tidak dapat diwariskan"

    Badge ini hanyalah suatu hadiah kecil bagi saya untuk menyemangati diri saya sendiri untuk bisa lebih baik dalam menulis. Belajar lagi bagaimana menulis dengan benar, belajar lagi bagaimana menjadi seorang penulis yang baik dan benar. Ilmu dan pengetahuan dalam kepenulisan harus saya gali lagi dari para guru -guru terbaik dalam menulis. Karena sekarang lagi pandemi, biasanya banyak webinar kepenulisan yang dilaksanakan oleh komunitas-komunitas penulis di Indonesia. Ada yang gratis ada juga yang berbayar, tapi kalau sekarang ini saya pilih yang gratis dulu,,,lagi lowbudget 😁 Tapi walaupun begitu ilmunya tetap bagus dan bisa dipraktekkan dalam hal tulis menulis. 

    Karena tema tantangan menulis kali ini adalah "hal yang menantang dalam hidupku", jadi saya  ingin mengatakan bahwa menulis adalah salah satu hal yang menantang dalam hidupku. Kenapa? karena menulis itu tidaklah mudah, mengawalinya sangatlah sulit, kalau  banyak distraksi atau gangguan akan menyebabkan malas dalam menulis, tapi kalau distraksi itu bukan suatu halangan dalam menulis, berarti sudah lolos jadi penulis 😄

    Mulai saat ini harus lebih rajin mencari inspirasi tulisan, bisa dari pengalaman saya atau cerita dari teman atau berita-berita yang lagi viral saat ini atau berita terupdate, caranya dengsn banyak membaca berita atau artikel baik itu di media elektronik atau media massa.

Alhamdulillah

-dewi-


Cerita Idul Adha 1443H Bismillah Halo apa kabar sahabat semua? Semoga sahabat senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan oleh Allah SWT. ...