Jumat, 07 Februari 2020

Membentuk karakter anak dengan mendongeng, day 7: Harus punya rasa belas kasih dan rasa memaafkan

Jum'at, 7 Februari 2020

Bismillah

Saat itu, siang hari setelah hessa pulang sekolah, dia nampak kelelahan, dan setelah dia mengganti seragamnya, langsung dia menghampiri saya yang sedang berada di kamar. Saya tanya, kenapa koq lemes? Dia jawab, masih sakit. Memang saat itu dia sedang sakit dibagian perutnya, tapi memaksa untuk sekolah. Akhirnya dia sekolah dan ternyata pulang nya dia mengeluh sakit lagi. Dan saya biarkan dia rebahan di kasur.

Kemudian saya ada ide untuk mendongeng, biar hessa agar terhibur. 
Dengan bahan kaleng, yang saya gunakan untuk efek suara.

Ceritanya seperti ini:

Pada suatu hari di hutan belantara hidup seorang nenek dan cucu nya. Mereka sangat hidup sederhana. Nenek pada pagi hari pergi mencari kayu bakar di tengah hutan, sedangkan cucunya menjaga di rumah. (sesekali saya memukul kaleng untuk efek suara dan itu membuat hessa senang dan tertawa). Pada siang hari ada yang mengetuk pintu, cucunya kaget karena masih siang koq neneknya sudah pulang, padahal biasanya menjelang sore. Pada saat dia sedang melamun, terdengar ketukan lagi..tok tok tok. Ah, siapa diluar? Cucunya bertanya kepada orang yang mengetuk di luar. Kemudian cucu itu mengintip di jendela, karena dia ingat pesan neneknya bahwa dia tidak boleh membuka kan pintu buat siapapun kecuali neneknya, tapi pada saat itu dia penasaran. Dia melihat seorang anak remaja yang sedang membawa buku. Cucunya pun langsung berfikir, mungkin kakak ini jualan buku, aku kan senang buku, fikirnya. Akhirnya tanpa berpikir panjang, dia membuka kan pintunya, dan dia melihat sosok kakak di depan pintu.
Jreng jreng...saya memukul kaleng itu.
"kakak siapa?" tanya cucunya
"apakah benar ini rumahnya nenek marni?" kakak itu balik bertanya.
"iya, ini rumah nenak marni. Tapi kakak siapa?" cucunya terus bertanya, tapi tidak pernah dijawab oleh kakak itu.
Kakak itu malah melihat-lihat ke sekeliling rumah itu. Dan tanpa berpikir panjang...jreng jreng...kakak itu langsung menyeruduk masuk , sampai kakak itu mendorong cucu nenek marni. 
"akhirnya aku bisa masuk ke rumah nenek marni...ha ha ha..." dengan suara menggelegar dia tertawa terbahak bahak membuat cucu itu kaget.
Karena cucunya masih kecil, kakak itu bisa melumpuhkannya dan menyekapnya di kursi.
"ah, aku akan menunggu nenek marni disini" sambil duduk di kursi ramu.
Beberapa lama kemudian, kakak itu terlihat gelisah karena nenek marni belum datang.
Sambil terkantuk kantuk kakak itu menonton televisi yang ada diruang tamu. Tanpa sadar dia itu tertidur..
Beberapa saat kemudian ada yang membuka kan pintu dengan hati- hati, ternyata itu nenek marni.
Dia melihat cucunya yang terikat. Dan nenek itu langsung melepaskan ikatannya dan menyuruh cucunya itu untuk keluar rumah dengan tenang, tanpa berisik.
Setelah cucunya keluar, nenek itu masuk ke dapur, dan membawa suatu barang yang akan dia pakai untuk melawan orang itu.
Akhirnya orang itu terbangun dan kaget melihat nenek mani sudah berada di hadapannya.
"Oh, nenek sudah pulang" orang itu berkata dengan sinisnya. "Pasti anak itu nenek yang lepaskan? Betulkan?" sambil menunjuk kursi yang tadi dipakai untuk mengikat cucu nenek .
"Benar saya yang lepaskan" kata nenek
"Siapa kamu?" " Beraninya datang ke rumah saya?" nenek bertanya sambil mengacungkan benda yang dia pegang.
"Apakah nenek tidak ingat dengan saya?" " apakah nenek sudah lupa dengan saya?" orang  itu balik bertanya.
" memangnya kamu siapa?" nenek bertanya kembali
"ha ha ha,,,,ternyata nenek sudah melupakan saya", "saya sedih nek, kenapa nenek melupakan saya" sambil terisak orang itu menjawabnya.
"Nenek ingat peristiwa 10 tahun lalu, saat saya berumur 10 tahun dan orang tua saya meninggal dan saya hanya punya nenek dan ternyata nenek mengirim saya ke panti asuhan, nenek membiarkan saya disana dengan orang-orang yang saya benci, orang - orang yang saya tidak kenal" orang itu bercerita dengan sambil terisak.

Saat itu hessa mulai serius mendengarkan saya bercerita dan seskali kaget saat saya memukul kaleng itu...

"Apakah kamu Burhan?" nenek itu bertanya kepada orang itu
"Iya, ..aku burhan...yang nenek terlantarkan 10 tahun yang lalu"
"Burhan...kamu masih hidup, sehat dan baik baik saja" kata nenek sambil melepaskan barang yang sedang dipegangnya.
"kenapa nek?" " apakah nenek mengharapkan saya mati" setengah teriak orang itu bertanya.
"bukan itu burhan bukan,,,,nenek sangat senang kamu baik baik saja" sambil berurai air mata nenek itu menjawab.
Akhirnya nenek itu menceritakan kenapa dia menitipkan burhan dan meninggalkannya.
Seketika itu pula orang itu terjatuh dan tersungkur, dia menyesal atas apa yang dia lakukan, dia sudah berniat jahat kepada neneknya yang ternyata tidak bersalah. Dia sebenarnya ingin balas dendam, tapi dia menyesal punya niat seperti itu.
" Sekarang apa yang kamu inginkan"?
Nenek bertanya
"Saya ingin bersama nenek, saya ingin hidup bersama nenek, izinkan saya nek" Burhan menjawab dengan nada penyesalan.
" Baik, saya akan mengizinkan kamu tinggal disini, tapi hilangkan dulu semua rasa sakit hati kamu, rasa dendam kamu agar kamu bisa hidup dengan baik" nenek memberikan nasehat kepada burhan.
" Baik nek, saya janji" Burhan pun berjanji sambil memeluk neneknya itu.
Akhirnya mereka hidup bahagia.
Treng trerng....kaleng pun saya pukul lagi.😊

Sebenarnya pas saya ceritain tidak terlalu panjang, banyak improvisasi dan efek suara yang saya keluarkan dari memukul kaleng itu.
Pokoknya hessa suka sekali, bahkan dia minta ceita lagi. Saya bilang besok lagi 😊

Alhamdulillah

#Tantangan10hari
#Day7
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita Idul Adha 1443H Bismillah Halo apa kabar sahabat semua? Semoga sahabat senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan oleh Allah SWT. ...