Jumat, 14 Mei 2021

Cerita Idul Fitri 1442 H

 Jum'at, 14 Mei 2021

Bismillah

Foto idul Fitri 1442 H Ihsan Family


اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ


Takbir berkumandang setelah sholat subuh di tanggal 1 Syawal 1442 H, menandakan hari raya idul Fitri telah tiba. Alhamdulillah bersyukur karena sampai di hari raya idul Fitri. Walaupun dengan begitu banyak cerita dan hikmah di bulan ramadhan tahun ini.

Setelah subuh kami siap-siap untuk pergi ke lapang untuk sholat idul Fitri, karena alhamdulillah tahun ini bisa sholat Ied di lapang. Kami pun pergi dengan terus mengumandangkan takbir di sepanjang jalan. Sesekali kami berfoto untuk kenangan. Walaupun dilakukan di lapangan tapi protokol kesehatan tetap dilakukan. Alhamdulillah Faz bisa ikut pergi ke lapang, dan dia tidak rewel.

Diperjalanan menuju lapang

Sebelum sholat Ied 

Setelah sholat Ied, tradisi kami silaturahmi dengan tetangga, tapi dengan menjaga jarak.

Setelah dirumah kami pun melakukan sungkeman, saling maaf memaafkan. Begitu banyak hal yang kami lewati di bulan ramadhan ini, begitu terasa kebersamaannya, tolong menolong dan saling menghargai. Tapi memang kami tidak luput dari salah dan khilaf. Sehingga kewajiban kami saling maaf memaafkan.

Kami pun berfoto setelah sungkeman dan dengan formasi yang baru yaitu berenam, iya dengan Faz di tengah-tengah kami.

Berfoto setelah sungkeman

Makan ketupat dan opor adalah tradisi lebaran yang tidak boleh dilewatkan. Dan kali ini saya membeli paket makanan lebaran, karena satu dan lain hal saya tidak memasak dan suami pun menyetujui nya, dan karena makanan lebaran nya kami pesan, jadi saya bisa melakukan hal yang lain untuk persiapan lebaran. Saya pun meminta maaf kepada semuanya karena saya tidak masak dan Alhamdulillah mereka memaklumi nya. 

             Ini makanan lebaran tahun ini

Tradisi kami setelah makan biasanya pergi ke kosambi, tapi tahun ini kami berkumpul di rumah teteh di Margaasih. Iya, tahun ini adalah tahun pertama idul Fitri tanpa kehadiran orang tua, mama dan mamah. Qadarullah mama meninggalkan kami pada bulan November tahun 2020 yang menyisakan kesedihan yang mendalam pada kami semuanya, karena memang dimasa pandemi ini kami, saya terutama, jarang mengunjungi beliau, paling menggunakan video call. Ketika beliau sakit dengan wasilah sakit covid-19, kami keluarga tidak bisa menemani beliau di rumah sakit dan akhirnya beliau meninggal di rumah sakit. Sedih, karena begitu cepat mama meninggalkan kami, saya merasa bahwa beliau masih ada, selalu terngiang nasihat beliau dan doa-doanya untuk anak-anak. Semoga beliau di berikan ampunan oleh Allah SWT dan ditempatkan di tempat yang terbaik di sisi Allah SWT. Aamiin.

Di Margaasih, kami berkumpul, Keluarga Dipa  minus teh Eli yang tidak bisa ke Bandung karena anjuran dilarang mudik, tapi kami melakukan video call. Semoga semuanya sehat dan bisa berkumpul kembali.

Foto keluarga Dipa family di Margaasih

Di hari kedua lebaran kami mengunjungi kakak ipar atau anak tertua di keluarga suami, tempatnya di Ciganitri. Alhamdulillah bisa berkumpul bersama di masa pandemi ini. Kami pun tetap melakukan protokol kesehatan, selalu memakai masker dan mencuci tangan.

    Foto keluarga Latief Muchtar di Ciganitri

Berkumpul bersama keluarga adalah hal yang utama, karena akan mempererat silaturahmi, dan saling mendo'akan diantara sesama saudara. 

Yang terpenting dari semua ini adalah ketulusan hati untuk saling memaafkan dan saling menjaga hati di bulan - bulan berikutnya.

Semoga semuanya sehat selalu, diberikan keberkahan dan keridhoan oleh Allah SWT. Aamiin.

Alhamdulillah

-dewi-




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita Idul Adha 1443H Bismillah Halo apa kabar sahabat semua? Semoga sahabat senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan oleh Allah SWT. ...