Minggu, 27 Juni 2021

Melek digital literasi

Digital Literasi



Hari Jum'at tanggal 18 Juni 2021 saya mengikuti kajian rutin yang diadakan oleh komunitas pegiat Literasi Pemudi Persatuan Islam disingkat KOMPILASI. Komunitas ini baru dibentuk tahun 2021 di bulan Februari. Pemudi persatuan Islam merupakan organisasi kepemudaan yang isinya para pemudi di salah satu ormas Islam di Indonesia yaitu Persis.  

KOMPILASI ini punya tujuan untuk mengumpulkan para anggota pemudi dengan passion menulis atau membaca atau yang concern terhadap literasi dalam satu wadah. Harapannya Semoga dengan komunitas ini maka bermunculan bakat-bakat para anggotanya dalam bidang Literasi.

Salah satu kegiatan rutin yang diadakan oleh KOMPILASI adalah Kajian Rutin disingkat KANTIN, yang diadakan hari Jum'at malam setiap bulannya, jadi satu kali dalam satu bulan.

Dalam KANTIN ini ada banyak tema-tema yang menarik dengan pemateri yang mumpuni dibidangnya. Nah, bulan ini KANTIN KOMPILASI mengambil judul tentang Digital Literasi dengan temanya "Pemudi Melek Digital Literasi" dengan pemateri nya Teh Tevy Mulyaniapi, M.Pd. 

Acara dimulai pukul 19.30 yang diawali dengan pembukaan oleh MC dan dilanjutkan dengan pembacaan Al-Qur'an. Setelah itu diserahkan kepada moderator untuk memandu acara KANTIN, kemudian lanjut dengan pemaparan materi.

Pemateri memulai diskusi nya dengan menampilkan slide tentang presentase indikator pertumbuhan digital kemudian memperlihatkan data tentang waktu yang dihabiskan seseorang untuk penggunaan media. 



Penggunaan media online dimasa pandemi ini meningkat dan aktivitas konten online yang digunakan juga bertambah. Mulai dari menonton YouTube (99%), menonton video logs atau vlogs (79%), mendengarkan musik secara streaming (84%), mendengarkan siaran radio online (58%) dan mendengarkan podcast (43%). Dan hal ini pasti akan terus bertambah, karena mungkin dimasa mendatang ini akan menjadi kebutuhan.

Apa itu digital literasi?

Setelah menjelaskan mengenai pertumbuhan pengguna digital di Indonesia, pemateri menjelaskan apa itu digital literasi.
Menurut beliau, digital literasi adalah pengetahuan dan kecakapan menggunakan  media digital dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi dan memanfaatkan nya secara sehat, bijak, cerdas dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dikehidupan sehari-hari. 

Inilah tujuan dari penggunaan digital, kita harus lebih bijak dalam menggunakan nya. Bukan hanya kita pintar atau cerdas dalam hal pengetahuan tapi kita juga harus cerdas dalam menggunakan media digital.

Perlunya kesadaran digital atas keselamatan dan kenyamanan pengguna internet. Sekarang banyak sekali bermunculan berita atau informasi yang tidak jelas atau tidak benar atau bisa dibilang hoax. Tanpa disaring terlebih dahulu atau tanpa tabayun terlebih dahulu, kita langsung share ke setiap kontak atau grup baik di WhatsApp atau media yang lain, kalau berita itu ternyata tidak benar kita akan menyebabkan ketidaknyamanan pembacanya bahkan kita akan dicap sebagai penyebar berita bohong. Dan akan membuat kita tidak nyaman. 

Kesadaran digital



Kemudian pemateri menjelaskan mengenai kesadaran digital yang mencakup tiga hal penting, yaitu:
1. Perlindungan data pribadi. Penting mengetahui cara melindungi diri dan keluarga dalam menggunakan media digital.

2. Keamanan daring. Penting juga diperhatikan agar tidak terpapar konten yang tidak pantas. Salah satu yang harus dipastikan oleh kita diantaranya adalah jangan pernah memberikan username atau password ketika ada yang bertanya atau meminta.

3. Privasi individu. Akibat pelanggaran privasi di internet. Salah satu contohnya yaitu di Facebook, menandai teman dalam sebuah postingan, baik berupa tulisan atau tautan web. Ini harus diperhatikan karena ini menyangkut privasi seseorang. Kadang kita tidak nyaman ketika ada orang yang tiba-tiba men-tag atau kita men-tag teman kita tanpa meminta izin terlebih dahulu. Hal ini sangatlah sepele tapi akan ada dampak yang negatif nantinya kalau kita tidak memperbaiki nya.

Think Before You Post or Tweet


Inilah yang sering kita lupakan. Berpikir sebelum memposting sesuatu. Kadang kita terlalu semangat atau euforia untuk memberitahu kan kepada semua orang bahwa kita sedang melakukan sesuatu atau sedang berada di suatu tempat. Itulah sifatnya manusia, kadang ada rasa ingin dipuji. Bagaimana caranya agar orang lain tidak bersu'udzon kepada kita, ya kita mencoba untuk berpikir dahulu apa yang akan kita posting.
 
Terakhir pemateri menjelaskan mengenai kiat untuk orangtua agar anak-anak tidak kecanduan akan gadget. Memang di masa pandemi sekarang ini gadget menjadi kebutuhan bagi anak-anak kita, tapi bukan berarti mereka bebas menggunakan nya, kita sebagai orang tua harus punya aturan untuk itu. 

  • tetapkan batasan untuk situs online
  • pantau ponsel, perangkat game dan laptop anak-anak.
  • Tetap kan aturan untuk jejaring sosial, perpesanan instan, email, game online dan webcame.
  • Buat perjanjian media keluarga.


Bicaralah terus-menerus dengan anak-anak kita tentang keamanan online.

Tips perlindungan data pribadi:

  • Set private akun media sosial.
  • jangan gunakan password tanggal lahir atau password yang terlalu mudah.
  • jangan klik tautan mencurigakan.
  • pastikan keamanan jaringan yang digunakan.
  • perhatikan keamanan situs.
  • aktifkan notifikasi login.
  • aktifkan otentikasi dua langkah.
  • jangan simpan data kartu kredit di akun online shop.

Penutup

Marilah mulai dari sekarang kita bijak dalam menggunakan media digital, karena dengan ini kita mempunyai kesadaran digital literasi. Sampaikan informasi yang benar dan terpercaya, dari sumber yang valid. 
Hal ini akan membuat semua pengguna media digital merasa nyaman dan selamat.


Mulailah dari diri kita dan mulailah dari sekarang, lindungi diri kita, keluarga kita dan lingkungan kita dari media digital agar kita selamat.

Alhamdulillah
-wie-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita Idul Adha 1443H Bismillah Halo apa kabar sahabat semua? Semoga sahabat senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan oleh Allah SWT. ...