Minggu, 15 Agustus 2021

Pengalaman vaksin covid 19

kartu vaksin pertama



Hari rabu tanggal 11 Agustus lalu, alhamdulillah saya sudah vaksin, dan ini pemberian vaksin pertama, insya allah vaksin kedua diberikan pada tanggal 8 sepetember di tempat yang sama pada saat vaksin pertama.

Bagaimana rasanya? tentu saja campur aduk, up and down, gak karuan perasaannya kayak yang jatuh cinta ya he he
Iya memang betul, akhirnya saya memutuskan untuk vaksin dengan pemikiran yang sangat lama, mungkin saya termasuk orang yang sudah termakan hoax tentang vaksin dan satu lagi alasannya kenapa saya menunda untuk vaksin yaitu saya mempunyai riwayat penyakit tb tulang, dan setelah konsultasi dengan dokter yang menangani saya, yang mempunyai riwayat sakit tb tulang boleh divaksin, nah ketika sudah ada lampu hijau oleh dokter, bukannya semakin yakin malah semakin ragu, walaupun saya juga masih menyusui tapi saya sudah tahu kalau ibu menyusui boleh divaksin, tapi ya itu mungkin saya adalah korban hoax nya tentang vaksin. 
Saya berkali kali bertanya kepada suami, teman suami yang dokter juga dan pengalaman teman-teman yang sudah di vaksin, bagaimana reaksi sudah vaksin, pokoknya memperbanyak referensi buat di vaksin, keren ya kayak yang mau nulis tesis harus survey hehe, iya memang harus, agar niatnya kuat. Tapi ada satu yang membuat saya berpikir ulang, ketika ada jadwal vaksinasi dan hari sebelumnya saya meriang, badan panas, dan dalam otak saya wah ada alasan  nih untuk gak ikut vaksin, tapi qadarullah, sakitnya hanya satu hari dan saya langsung seger setelah nya dan saya ga punya alasan lagi untuk tidak divaksin, memang suami bertanya, bagaimana kondisi badan saya? apakah sudah fit atau baikkan? saya jawab ya udah baikkan, paling sedikit pusing, tapi badan saya gak kenapa-kenapa. dan suami bilang, ya kalau sudah baikkan vaksin aja. nah dari situ saya memutuskan, baiklah, bismillah saya ikut vaksin. 

Saat waktu vaksin tiba, pagi harinya saya makan pagi dengan menu lengkap, walapun jadwal saya jam 1, tapi sarapan tidak boleh dilewatkan. Kebetulan juga pada hari itu ada bibi dari Garut yang akan berkunjung ke Bandung. Jadi sebelum pergi ke tempat vaksin saya sebentar menemui bibi. Alhamdulillah bisa bersilaturahmi walaupun sejenak.

Kemudian pada pukul 11.30 saya langsung menuju tempat vaksin dan ternyata saat tiba disana, sudah ditutup, alias istirahat dulu. Ya, terpaksa nunggu sampai jam 1. Iya tidak apa-apa, sambil istirahat aja dan menenangkan hati serta pikiran agar tidak deg-degan saat vaksin tiba. Saat istirahat saya pergunakan buat makan cemilan dan minum yang agak banyak, karena sebelum ke tempat vaksin saya sudah makan berat pas bertemu dengan bibi tadi. Dan ternyata saya bertemu teman dan alhamdulillah bisa mengobrol sebentar sambil menunggu waktu vaksin tiba.

Dan akhirnya tiba juga waktu divakson, tepat pukul 1, pendaftaran dibuka lagi.

Ini adalah alur saat masuk ke tempat vaksin:

1. Dicek suhu, alhamdulillah suhu saya waktu itu 36.6°c.

2. Duduk di meja pendaftaran menunggu dipanggil. Setelah dipanggil saya serahkan berkas yang berisi biodata dan riwayat penyakit. Serta foto copy KTP. Dari situ sudah mulai deg-degan, entah kenapa auranya menyeramkan, padahal gak ada yang perlu ditakutkan. Hmm baiklah.

4. Setelah lolos dari pendaftaran, maka lanjut ke screening. Di meja screening, saya di ukur tekanan darahnya kemudian ditanya oleh dokter kondisi saat itu, ada keluhan, punya riwayat penyakit apa, kemudian lagi mengonsumsi obat atau tidak dan yang lainnya yang menyangkut kesehatan pribadi, dan menurut saya ini yang paling penting, kita harus jujur, tidak boleh ditutupi karena nantinya akan berlanjut ke proses berikutnya apakah lanjut vaksin, ditunda atau tidak boleh divaksin. Jadi dokter juga harus cermat mengamati kondisi orang yang akan divaksin. Alhamdulillah saya lolos dan lanjut divaksin.

5. Setelah lolos screening, maka saya masuk ke meja berikut nya yaitu meja vaksinasi. Wah ini yang membuat saya dari tadi deg-degan. Tapi alhamdulillah semuanya lancar, ya sedikit sakit seperti digigit semut. 

6. Setelah vaksinasi saya diarahkan ke meja observasi. Hal ini penting juga, karena kita diminta duduk dulu beberapa menit sambil menunggu surat vaksin keluar. Agar bisa dilihat efek vaksin beberapa saat. Baru setelah tidak ada efek atau gejala maka diperbolehkan pulang dengan membawa surat vaksin dan jadwal vaksin berikutnya.

Itulah alur yang saya ikuti saat saya melakukan vaksinasi.

Akhirnya saya pun mengalami hal ini. Hal yang memang membuat orang-orang sekarang ini ketakutan. Mungkin karena begitu banyak informasi yang berseliweran di media masa tentang vaksinasi. 
Dan memang penting edukasi kepada masyarakat tentang vaksinasi ini, agar mereka tidak begitu mudahnya menerima informasi yang belum tentu kebenarannya. Kalaupun mendapatkan informasi alangkah baiknya ditelusuri informasi tersebut, apakah benar atau tidak. Karena memang yang akan rugi kita sendiri. 

Ini adalah salah satu ikhtiar saya untuk menekan laju penyebaran virus covid-19, walaupun begitu kita tetap patuhi protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan, menjauhi kerumunan dan tentu saja menjaga iman kita. 

Oh iya, setelah pulang vaksin, tangan saya agak sedikit pegal-pegal, dan efeknya lagi jadi pengen makan terus dan ngantuk terus. Iya beda-beda setiap orang. 

Mudah-mudahan covid-19 ini segera berakhir dan kehidupan normal akan segera kembali. Aamiin.

Alhamdulillah
-wie-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita Idul Adha 1443H Bismillah Halo apa kabar sahabat semua? Semoga sahabat senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan oleh Allah SWT. ...