Sabtu, 15 Januari 2022

Mengantar kembali anak pertama ke pesantren.

Foto bersama sebelum pulang setelah mengantar teteh ke pesantren

Bismillah

Setelah hampir tiga minggu diberi waktu liburan akhirnya teteh, yang biasa aku panggil anak pertama, kembali lagi ke pondok pesantren. Rasa sedih menyeruak dalam diri karena harus berpisah lagi dengan dia dan tidak bisa berkumpul bareng sama adiknya yang baru saja pulang dari pesantren karena baru libur. 

Tapi ada rasa bangga dan bahagia karena dia akan kembali belajar dan berjuang untuk menggapai cita-cita nya.

Daya juang dia sangatlah terasa dan memang dari kecil dia adalah seorang pembelajar sejati dan juga pembelajar yang cepat. Setiap ada sesuatu yang baru dia akan langsung cepat tanggap dalam menyikapinya.

Terbukti sekarang baru satu semester di pesantren, dia sudah membuktikan bahwa dia bersungguh-sungguh dalam belajar dengan menempati juara pertama di kelasnya. Iya, dia baru satu semester di pesantren ini, karena ketika kelas 10 dia menjalankan homeschooling selama satu tahun. Berarti ini membuktikan bahwa siswa homeschooling bisa berprestasi di sekolah formal.

Bangga juga karena dia bisa membuktikan bahwa dia sungguh-sungguh dalam belajar, dalam berjuang untuk menggapai cita-cita nya.

Memang kami tidak pernah membebani anak-anak harus rangking di kelasnya, yang terpenting adalah mereka belajar dengan sungguh-sungguh, mempunyai akhlak dan pemahaman agama yang bagus, ketika mendapat rangking di kelas itu adalah bonus atas kerja kerasnya dalam belajar. 

Akhlak, iya, itu yang terpenting, etika dan berbudi luhur. Mengamalkan apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi larangan Allah SWT. Berbakti kepada orang tua dan menghormati kepada yang lebih tua, itu adalah kunci kesuksesan. Tidak bisa dilihat dari rangking berapa dia di kelasnya, karena itu hanya sebagai angka, tidak bisa mengukur kecerdasan dan kesuksesan seseorang.

Di zaman sekarang penanaman akhlak itu hal yang terpenting karena banyak sekali kasus-kasus yang muncul di media-media itu berhubungan dengan akhlak. Jadi sekarang ini yang harus diperhatikan oleh orangtua dan juga guru-guru itu adalah penanaman akhlak dan juga tauhid.

Dalam hal mendidik anak, pendidikan agama itu yang paling utama, oleh karena itu kami memasukkan anak-anak ke pesantren untuk memperdalam ilmu agama, bukan berarti aku dan suami tidak bisa mengajarkan mereka ilmu agama tapi di rumah itu banyak sekali gangguan-gangguan yang akan menghambat proses pembelajaran ilmu agama itu, kalau di pesantren akan diajarkan pembiasaan-pembiasaan yang baik yang bisa membuat anak-anak lebih disiplin dalam hal kesehariannya ataupun dalam hal belajarnya, tentu saja akan lebih banyak pelajaran-pelajaran akhlak agama yang menjadi bekal mereka untuk bisa nanti hidup di zaman sekarang ini.

Sebenarnya aku agak sedih melepaskan anak-anak, apalagi perempuan untuk belajar di pesantren karena pasti tidak bisa kami pantau apa aktivitas mereka, tapi sesungguhnya itu adalah yang terbaik buat mereka, mereka di sana akan dibimbing oleh ustadz atau ustadzah dan juga para pembimbingnya untuk bisa menjadi anak-anak yang kuat, anak-anak yang hebat, anak-anak yang punya etika dan akhlak yang bagus sehingga membuat orang tua bangga, sehingga akan membuat keluarga menjadi bangga atas prestasinya dalam mempunyai akhlak yang baik ketika yang baik.

Ada istilah bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Jadi di pesantren anak-anak merasakan perihnya hidup di sana, makan di alas, tidur di waktu, bangun harus paling pagi, kegiatan yang padat, itu menjadi aktivitas sehari-hari di pesantren. Iya mungkin kalau anaknya masih manja dan belum siap untuk mandiri maka tidak akan kuat. 

Ya begitulah aku pada saat melepaskan anak-anak belajar di pesantren. Ada rasa takut kalau mereka belum bisa mandiri, belum bisa melakukan aktivitas di pesantren. Tapi, Alhamdulillah setelah dijalankan, mereka bisa melewati itu semua dan hasilnya mereka menjadi lebih mandiri. 

Semoga anak-anak aku istiqamah dalam belajar di pesantren nya dan dalam menghafal Alquran. 

Menjadi pribadi yang baik dan punya akhlak yang baik juga. 

Membuktikan kepada orang lain bahwa anak yang lulus dari pesantren bisa berkembang dan bisa bersaing dengan anak-anak yang di sekolah umum.

Alhamdulillah





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita Idul Adha 1443H Bismillah Halo apa kabar sahabat semua? Semoga sahabat senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan oleh Allah SWT. ...