Selasa, 28 September 2021

Silaturahmi



Momen kumpul keluarga saat hari raya Iedul Fitri

Kata itu kerap terucap ketika ingin terus merekatkan tali persaudaraan. Tidak putus silaturahmi, agar hubungan baik karena Allah terus terjalin. Itulah hakikat silaturahmi.

Pengertian silaturahmi

Apa yang dimaksud dengan silaturahmi?
Menurut istilah, terdapat dua suku kata yaitu silah dan Rahmi.
Silah artinya membangun, merajut.
Rahmi artinya kasih sayang yang ikhlas.
Jadi silaturahmi adalah membangun, merajut kasih sayang yang ikhlas.

Kenapa harus ikhlas? Karena kalau ikhlas maka tujuan nya pasti karena Allah, maka hubungan nya pun merupakan hubungan yang positif.

Biasanya saat momen hari raya, silaturahmi adalah hal wajib yang harus dilakukan. Saling memaafkan, saling melepas rindu karena biasanya saat momen hari raya, kerabat atau sahabat yang sudah lama akan berjumpa kembali, akan bersilaturahmi.
Bahkan orang yang sedang bermusuhan, ketika hari raya diharuskan untuk berdamai, memperbaiki hubungannya melalui silaturahmi.

Rasulullah Muhammad Saw bersabda;

 
لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلَكِنْ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا
"Orang yang menyambung silaturrahmi bukanlah yang memenuhi (kebutuhan), melainkan orang yang menyambung hubungannya kembali ketika tali silaturrahmi itu sempat terputus." (HR. Bukhari)

Faktor yang dapat membangun silaturahmi

Berjabat tangan

Ini merupakan tanda bahwa orang itu sedang membangun silaturahmi. Orang yang sedang bermusuhan ketika berjabat tangan maka terjadilah kedamaian.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ;

تَصَافَحُوْا يَذْهَبُ الغِلُّ ، وتَهَادَوْا تَحَابُّوا ، وَتَذْهَبُ الشَحْنَاءُ

Saling bersalamanlah (berjabat tanganlah) kalian, maka akan hilanglah kedengkian (dendam). Saling memberi hadiahlah kalian, maka kalian akan saling mencintai dan akan hilang kebencian.” (HR. Malik dalam Al-Muwatha’, 2/ 908/ 16)


Saling memberikan bingkisan

Salah satu ciri yang akan membangun silaturahmi adalah saling memberikan bingkisan. Ada rasa peduli kepada sesama.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

تَهَادَوْا تَحَابُّوا

Salinglah memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrod, no. 594)

Seperti misalnya memberikan hadiah atau bingkisan kepada tetangga, kerabat, sahabat dan juga orang terdekat akan mempererat ukhuwah, tali silaturahmi, selain itu akan menghilangkan rasa dengki dan akan terwujudnya kebersamaan, rasa kasih dan sayang.

Saling mendo'akan

Amalan terpuji yang utama dari seorang muslim salah satunya adalah mendo'akan saudaranya. Dengan saling mendo'akan maka akan terbentuk rasa kasih dan sayang.
Tentu saja dengan kita mendo'akan kebaikan orang lain maka do'a yang sama akan kembali ke kita.

Dari Abu Darda RA, Rasulullah SAW bersabda: 

“مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ: “وَلَكَ بِمِثْل
 "Tidaklah seorang muslim mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan dia, melainkan malaikat akan berkata, 'Dan untukmu juga'." (HR Muslim).

Ziarah (saling berkunjung)

Ini biasanya dilakukan pada momen hari raya juga. Saling berkunjung kepada kerabat, keluarga dna juga sahabat. Ini juga akan mempererat silaturahmi.
Tapi ada aturannya dalam Islam ketika berkunjung:

Minta izin terlebih dahulu

Ucapkan salam ketika masuk rumah

Kalau diberi makanan maka harus dicicipi walaupun sedang shaum.

Waktu bertamu maksimal 3 hari 3 malam.

Saling menengok ketika sakit

Hal yang diharapkan dari seorang yang sakit adalah ada yang menengok, kenapa? Karena orang yang sakit itu butuh dukungan, butuh hiburan dan butuh do'a. Jadi ketika ada kerabat atau sahabat yang sakit maka bersegera lah untuk menengok kalau waktunya luang.

Melayat kalau ada yang meninggal

Pengendalian emosi atau saling mengendalikan emosi

bermusuhan dan saling bertengkar itu akan merusak ukhuwah, merusak silaturahmi. Hati yang penuh emosi akan membuat suasananya menjadi tidak harmonis. Misalnya dalam bertetangga, kalau sedang konflik maka suasananya akan tidak nyaman.

Memiliki jiwa pemaaf dan suka membalas keburukan orang lain dengan kebaikan.

Ketika ada orang yang tidak suka dengan kita, tidak suka dengan apa yang kita lakukan atau melakukan keburukan terhadap kita maka jangan musuhi tapi dekati dengan cara yang santun dan baik, balaslah dengan kebaikan. Maka itu akan membuat tali ukhuwah akan kembali erat.
Seperti halnya Rasulullah, ketika dihina, dilempar bahkan diperlakukan dengan tidak baik, tetap beliau santun, membalasnya dengan kebaikan yaitu mendo'akan orang yang melakukan keburukan terhadap beliau.

Yang dapat merusak silaturahmi

Menghina

Islam adalah agama damai, selalu mengajarkan kebaikan, Islam melarang umatnya untuk saling menghina.

Seperti firman Allah  Q.S. Al-Hujurat [49]: 11:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ

Artinya: 
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."

Menggunakan panggilan yang buruk

Kerap kita dengar seseorang memanggil orang lain dengan sebutan yang tidka baik atau buruk, misalnya memanggil dengan sebutan binatang, hal ini tentu saja tidka diperbolehkan dalam Islam dna ini akan merusak tali silaturahmi diantara sesama.

Dilansir dari sarungatlas.co.id. 
Sa’id bin Al-Musyyab rahimahullah mengatakan,

لَا تَقُلْ لِصَاحِبِكَ: يَا حِمَارُ، يَا كَلْبُ، يَا خِنْزِيرُ. فَيَقُولَ لَكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: أَتُرَانِي خُلِقْتُ كَلْبًا أَوْ حِمَارًا أَوْ خِنْزِيرًا؟

Janganlah Engkau berkata kepada temanmu, “Wahai keledai!”, “Wahai anjing!”, atau “Wahai babi!” Karena kelak di hari kiamat Engkau akan ditanya, “Apakah Engkau melihat aku diciptakan sebagai anjing, keledai, atau babi?” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf 5: 282).

Su'udzon (berburuk sangka)

Selalu mencari-cari kesalahan orang lain

Saling mengadu domba

Ghibah (membicarakan orang lain dibelakangnya)

"Dan janganlah sebagian kalian ghibah (menggunjing) sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka tentulah kalian akan merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang." (Q.S Al Hujurat : 12).

Penutup


Silaturahmi dalam Islam akan memperpanjang umur dan melapangkan rezeki. Dengan bersilaturahmi maka akan terjalin kerukunan, kedamaian dan keharmonisan.

Alhamdulillah
-wie-


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita Idul Adha 1443H Bismillah Halo apa kabar sahabat semua? Semoga sahabat senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan oleh Allah SWT. ...